Langsung ke konten utama

Glenn Fredly - Konser Cinta Beta 02 September 2012


Istora Senayan. Hampir 4 jam dan tidak terasa sama sekali, begitu banyak karya dan pesan yang disampaikan hingga 4 jam pun dirasakan tak cukup bagi yang datang menonton konser Cinta Beta oleh Glenn Fredly.

Di balik semua kata cerdas,brilian dan lainnya saya akan menggunakan kata entertainer untuk bung dari timur Indonesia ini. Dia sunguh-sunguh tahu cara memanjakan penonton.Dimulai dari pengaturan lagu, lighting, bintang tamu, komunikasi dengan penonton semuanya menjadi suatu harmoni indah dibalut primanya kualitas vokal Glenn.

Ada sesuatu dari Entertainer yang satu ini. Saat kita kira Glenn sudah memberikan yang terbaik, ternyata begitu banyak yang masih bisa dan terus dia berikan malam itu untuk memuaskan semua yang hadir di Istora malam itu. Saat semua berteriak "we want more" dia memberikan kejutan dengan tidak memberikan hanya 1 lagu penutup namun 4 dan penonton dengan tertib meninggalkan istora dengan senyum puas.

Dan saat semua sudah mengira selesai, di situlah "kegilaan" seorang Glenn makin terlihat. Saat semua berjalan menyusuri halaman Istora untuk pulang, tiba-tiba terdengar suara musik dari panggung kecil di dekat gerbang keluar Istora dan ya Glenn setelah tiga setengah jam bernyanyi nonstop masih bersemangat menghibur. "Mengiringi perjalan pulang kalian" katanya, namun yang ada semua berkumpul lagi dan 3 lagu tambahan lagi menutup malam indah tersebut.

Total 4 jam Glenn bernyanyi dan yang mengagumkan di atas semuanya adalah begitu prima kualitas vokalnya meski selama itu bernyanyi nonstop.

Konser cinta beta. Sederhana namun membius, membawa terhanyut dalam setiap lagu yang dimainkan hingga tanpa terasa emosi kita dibawa naik turun dan tanpa disadari juga air mata menggenangi pelupuk mata. Sungguh luar biasa, konser yang berjalan tanpa sponsor dan Glenn sendiri pun menyebutnya konser indie ini, saya yakini melebihi ekspektasi semua yang hadir menonton.

Dan tanpa ragu, minggu malam 2 september tersebut akan dikenang menjadi salah satu konser terbaik anak bangsa.

Terima kasih bung Glenn!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika...

Jika indahmu tergapai tuk kumiliki mengapa harus kunanti waktu yang mengajakku menjauhi pelukanmu ... inspired by:nitz

Sepakbola Indonesia...ahh andai Garuda Di Dadaku

wmpfhh...sekali lagi sepakbola indonesia tercoreng! persipura walkout dan sriwijaya fc mempertahankan gelar...ahhh bagaimana bisa terjadi di laga final dan baru tertinggal 1-0 sedangkan masih banyak waktu untuk mengejar ketertinggalannya. sebagai penonton tentu kecewa padahal pertandingan berlangsung seru. sampai kapan akan terus begini? memang kalo dilihat kok final bisa di tempat yg tidak netral dan wasit kok bajunya agak2 nyaru yah? memang sih semua faktor sepertinya tidak berpihak ke persipura (tanya kenapa ke pssi) yahh terlepas dari itu seharusnya persipura menurutku harus tetap melanjutkan pertandingan dan membuktikan mentalnya. Saya bukan fans kedua klub tersebut, tapi sangat miris sekali melihatnya terlebih lagi siangnya baruu sajaa menonton film "garuda di dadaku" dan di situ nyata sekali nasionalismenya dan tentu saja kejadian ini membuat saya sebagai fans bola menjadi sedih.. apakah semuanya tentang menjadi yang paling benar? apakah semuanya harus selalu mengikuti

“I thank Ole for every single one of his goals” - by Andreas Budianto

Here's a story from my friend Andreas (you can follow his twitter @mr_ias and our home United Indonesia @UtdIndonesia), recently posted in www.thefaithfullmufc.com. A different side of Ole, you guys must read it. Here's the story : I believe that everyone will agree with me that the night in Barcelona 1999 was the most dramatic moment for all United fans. I hate to admit that I cried the last time I watch the 1998-1999 Season Review dvd and made my wife laugh at me. But for me, Ole deserves to be remembered for more than merely a goal in the 1999 Champions League Final. I couldn’t remember all of his goals but the one that I will never forget was on March 31st 2007, it was against Blackburn at home in the Premier League. That was the first season of AIG on our kit. I was new in town and would always watch our match at the Manchester United bar here with my girlfriend. A good place that I’ll never visit again until the club is sold. As a United fan from far, what I can