Langsung ke konten utama

Cinta vs Realita


Cinta...kata yang sangat kuat dan terkadang begitu kuatnya hingga membuat kita melupakan yang ada di sekitar hingga tanpa kita sadari. Semua pun akan kita lakukan tanpa terkecuali untuk membuatnya bahagia.

Tapi, tanyakan ke dalam hati apakah kita sendiri bahagia? Jika pengertian yang terjalin baik pasti jawabnya akan iya. Namun bila hanya dari satu pihak saja yang selalu mencoba mengerti maka jawaban iya akan diragukan.

Haruskah cinta membutakan realita?
Haruskah cinta membunuh bahagia?
Haruskah cinta memaksakan keinginan?
Haruskah cinta selalu memegang kendali?
Jika begitu, apakah hubungan itu bisa sungguh dibilang cinta?

Bukan hanya sekedar kata, tapi cinta lebih banyak diungkapkan dengan tindakan dan dari sorot mata orang tersebut kita bisa melihat ketulusan dan cinta dalam matanya. Cinta bisa dirasakan, bahkan saat ia diam tak berkata.

Cinta jauh di atas rasa ingin memiliki pasangan seutuhnya karena realitanya adalah manusia makhluk sosial yang tak bisa lepas dari sekitarnya.

Cinta jauh di atas mendapatkan keinginan dan memegang kendali dari pasangan. Cinta adalah pengertian,menerima serta memberi tanpa menutup mata akan kekurangan dan kesalahan pasangan.

Dan cinta pun jauh dari mempertahankan pasangan karena merasa takkan bisa menemukan cinta seperti itu atau alasan lainnya sebagai pembenaran untuk rela tersiksa.

Terkadang ada saatnya cinta pun harus dilepas walau berat agar orang yang kita cintai bisa menikmati kebahagiaannya. Ya, terkadang cinta memang tidak untuk memiliki dan perbedaan antara air mata dan senyum bahagia dalam cinta sungguh teramat tipis.

Dan cinta akan selalu berhasil menemukan kita, dimanapun kita berada.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika...

Jika indahmu tergapai tuk kumiliki mengapa harus kunanti waktu yang mengajakku menjauhi pelukanmu ... inspired by:nitz

Sepakbola Indonesia...ahh andai Garuda Di Dadaku

wmpfhh...sekali lagi sepakbola indonesia tercoreng! persipura walkout dan sriwijaya fc mempertahankan gelar...ahhh bagaimana bisa terjadi di laga final dan baru tertinggal 1-0 sedangkan masih banyak waktu untuk mengejar ketertinggalannya. sebagai penonton tentu kecewa padahal pertandingan berlangsung seru. sampai kapan akan terus begini? memang kalo dilihat kok final bisa di tempat yg tidak netral dan wasit kok bajunya agak2 nyaru yah? memang sih semua faktor sepertinya tidak berpihak ke persipura (tanya kenapa ke pssi) yahh terlepas dari itu seharusnya persipura menurutku harus tetap melanjutkan pertandingan dan membuktikan mentalnya. Saya bukan fans kedua klub tersebut, tapi sangat miris sekali melihatnya terlebih lagi siangnya baruu sajaa menonton film "garuda di dadaku" dan di situ nyata sekali nasionalismenya dan tentu saja kejadian ini membuat saya sebagai fans bola menjadi sedih.. apakah semuanya tentang menjadi yang paling benar? apakah semuanya harus selalu mengikuti

“I thank Ole for every single one of his goals” - by Andreas Budianto

Here's a story from my friend Andreas (you can follow his twitter @mr_ias and our home United Indonesia @UtdIndonesia), recently posted in www.thefaithfullmufc.com. A different side of Ole, you guys must read it. Here's the story : I believe that everyone will agree with me that the night in Barcelona 1999 was the most dramatic moment for all United fans. I hate to admit that I cried the last time I watch the 1998-1999 Season Review dvd and made my wife laugh at me. But for me, Ole deserves to be remembered for more than merely a goal in the 1999 Champions League Final. I couldn’t remember all of his goals but the one that I will never forget was on March 31st 2007, it was against Blackburn at home in the Premier League. That was the first season of AIG on our kit. I was new in town and would always watch our match at the Manchester United bar here with my girlfriend. A good place that I’ll never visit again until the club is sold. As a United fan from far, what I can