Langsung ke konten utama

Sebuah tulisan luar biasa dari Ucup...

Andi Bachtiar Yusuf, sungguh tulisan luar biasa darinya...ungkapan dari hati terdalam. Aku dan sahabatku Sharaz (yang dengan baik hatinya men-share link tulisannya di duniasoccer.com)dan membaca ini membuat aku menangis haru...dan ya, sahabatku Sharaz juga menangis...

Kalian harus membaca ini!


08 Desember 2010 | 07:20
Para Lelaki Anugerah Tuhan

Andibachtiar Yusuf


“Indonesia…Indonesia…Indonesia….!!!

Demikian teriak kami lengkap dengan segala gegap gempitanya. Kami memuja kalian wahai sang Garuda yang tertempel di dada kalian, 11 lelaki anugerah Tuhan yang berlari mengejar bola demi nama bangsa.

Lambang yang bersemayam di hati sejak kami dilahirkan, dibisikkan setiap hari oleh orang tua dan diajarkan oleh para guru betapa besar makna burung yang dipajang di depan kelas itu.

“Garuda di dadaku!” demikian sorak kami menyambut kalian, wahai 11 orang terpilih.

Mereka yang di pundaknya kami tautkan segala beban untuk mengambil kehormatan yang telah lama pergi itu. Kehormatan yang kami rindukan, kehormatan yang seolah tak pernah ada, kehormatan yang serasa semu karena terus kami teriakkan, sebutkan dan namakan tapi tak juga bisa dirasakan, atau setidaknya bisa dikisahkan pada anak cucu.

Bersama Merah Putih kami melangkah dengan pasti mendatangi Stadion Senayan, perlambang kebesaran kita pada suatu masa. Saat Ir. Soekarno dengan segala karismanya menjadikan kita tuan rumah Asian Games 1962, kuil penyembahan megah yang (kini hanya) mampu (setelah renovasi) menampung 98.000 orang di dalamnya. Ke sanalah kami menuju, meneriakkan nama negeri kami, lambang negara kami serta nama para lelaki yang siap berlari demi nama negeri yang kami puja ini.

Betapa kau bayangkan wahai Garuda, keinginan kami yang besar untuk melihat kejayaan di pundak kalian, kejayaan yang bisa membuat kami mampu membentuk sebuah kalimat “Suatu hari, saya lihat sendiri betapa hebatnya mereka di lapangan,” di suatu hari nanti, di saat otot ini semakin melemas, kulit ini makin berkerut dan kaki ini terus melemah.

Wahai lelaki-lelaki pemberani dengan Garuda di dadanya, kami ingin kalian bisa membuat kami bangga, kami ingin bisa bercerita bahwa kitalah yang terbaik dan kita sama-sama berada di saat dan waktu tersebut.

Maafkan jika kami tidak membanjiri Stadion saat kalian dengan sungguh perkasa mematuk Malaysia dan Laos dengan ganas. Maafkan jika suara kami yang sedikit di stadion di dua malam itu tidak terlalu lantang menggema di langit kota Jakarta.
Kejayaan Indonesia di fase grup Piala AFF 2010 menghadirkan antusiasme di kalangan masyarakat. (Foto: Action Images)

Bukan karena kami tidak mencintai kalian, tapi hanya karena kami tidak pernah yakin bahwa kalian layak didukung untuk memberikan kami kemenangan. Karena jaminan kata kemenangan sangatlah sulit kami temukan selama ini.

Kami datang wahai Garuda yang menempel di dada kiri kaos Merah 11 lelaki anugerah Tuhan itu, kami datang dengan segala kepercayaan dan keyakinan. Kita akan menang! Bahwa kalian akan mampu memberi rasa yang hilang itu. Bahwa tidak juga Thailand yang selalu sulit kita kalahkan - bahkan di Kuil Senayan itu - bisa menahan gairah yang kalian miliki dan kami bakarkan dengan kobaran keras agar api itu terus membara di mata dan hati kalian.

Bersama kita nyanyikan Indonesia Raya, bersama kita gelorakan bara peperangan pada apapun yang menghadang. Berulang kali kami teriakkan nama kalian….Irfan, Bambang, Okto, Bustomi, Firman, Nasuha, Zulkifili, saudara terbaru kita Cristian Gonzales dan nama-nama besar lainnya di atas lapangan. Nama yang terus menggema di langit Jakarta karena kami begitu mencintai kalian, memuja kalian dan menginginkan kalian memenangi pertempuran demi pertempuran ini.

Kami datang agar kalian bisa sekadar melepas beban di pundak itu, beban bangsa, beban kita semua pada negeri ini, beban dahaga kemenangan dan kejayaan. Kami ingin kalian membagi beban itu dan mengajak kami untuk membantu kalian meneriakkan segala puja puji pada Garuda, Merah Putih dan Indonesia tercinta.

Biarkan kami memberi teror dahsyat itu pada setiap lawan yang coba mengadang kalian. Biarkan kami membuat mereka ciut melihat jumlah kami yang masif itu. Jangan minta kami untuk turun ke lapangan karena kami, karena kami tidak sebaik kalian.

Tapi, biarkan kami terus menggemuruhkan nama kalian dan nama bangsa ini agar kalian terpacu untuk memberi segala yang kalian punya pada kami. Sebaliknya kami akan berikan dukungan terhebat yang mungkin belum pernah kalian lihat di manapun agar kalian terpacu dan terus memburu.

Sebelas lelaki terbaik yang dimiliki bangsa ini. Di dada kalian Garuda terpajang, bukan lambang asosiasi sepak bola seperti umumnya tim nasional banyak negeri. Kami titipkan lambang itu pada kalian agar kalian memahami bahwa kejayaan kalian adalah kejayaan kami, kebahagiaan kalian adalah kebahagiaan kami dan apa yang kalian rasakan saat lawan membobol gawang itu adalah juga duka dan perih kami.

Jika kalian mampu kembali dari kandang lawan dengan kemenangan, percayalah…kami akan merahkan! Ya, kami akan merahkan kuil kebanggaan kita itu dengan segala atribut yang kami punya. Akan kami bentangkan merah putih tepat di muka kalian yang tengadah menghadapi lawan-lawan itu.

Kami melepas kalian di 16 Desember nanti, untuk lawan yang masih belum kita ketahui. Tapi kami ingin kalian kembali ke negeri ini dengan kejayaan. Kami ingin melihat kalian merayakan gol demi gol, kemenangan demi kemenangan bersama kami. Karena kami, mencintai kalian...

Dada dan mata ini berharap untuk bisa melihat kalian di Rabu, 29 Desember 2010 itu dengan tangan terkepal ke atas dan mata menatap langit dan kami penuh dengan segala rasa bahagia dan bangga yang kami punya. Malam final yang kami nantikan setelah begitu lama dirindukan.

Kerinduan yang mendalam pada rasa bangga pada kalian, bangsa ini dan diri kami sendiri. Rasa bangga yang bisa membuat kami berkata di Asia Tenggara “Kalian harus belajar bahasa kami, karena kamilah juara Asia Tenggara!”

Dan, saat kalian berpesta dimanapun kalian yang terpilih berada, izinkan kami membanjiri jalanan dengan diri kami sembari meneriakkan nama kalian, sejajar dengan Garuda, Merah Putih dan Indonesia!

Andibachtiar Yusuf
Filmmaker & Football Reverend

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sportingo - Manchester United plan £30m transfer of Inter Milan star

Posted in Manchester United News Manchester United will step up their attempts to sign Inter Milan midfield player Wesley Sneijder in the summer, reports the Daily Mirror. Despite the fact that the highly rated Netherlands international only recently signed an extension to his current contract with the Serie A champions that will keep him at San Siro until June 2015, United manager Sir Alex Ferguson is still keen on trying to lure the playmaker to the Premier League at the end of this season - with a £30m price tag now mooted to be on his head. The Scot sees the 26 year old as being the ideal long-term replacement for veteran former England international Paul Scholes at the heart of the Red Devils’ midfield, with Scholes not expected to play on beyond the end of this campaign. However, one potential barrier to Sneijder’s transfer could be the tough stance taken by Internazionale president Massimo Moratti, who said recently of United’s reported interest in his star player: &q

From United Religion Blog : Manchester United Season Review

http://www.theunitedreligion.com/2011/06/201011-manchester-united-season-review_10.html 2010/11 Manchester United Season Review: The Story Lines June 9, 2011 The 2010/11 season was certainly one for the ages as the Manchester United supporters were treated to such an emotional roller coaster. Reds Won The Trophy For A Record 19th Time Each and every enthralling twist and exciting turn made it the success that the Reds secured all that much more enjoyable - especially the way they won the Barclays Premier League title - their 19th top flight title. During every nine-month, 60-game season, there is always one constant: extraordinary story lines - which was highlighted throughout 2010/11 and allowed everyone to witness what the amazing spirit of Manchester United is all about. One of the forgotten things of the season was the fact that United went 24 games, nearly seven months without a defeat, something that certainly contributed to them winning this season's title, but

Liverpool - "Inikah Saatnya?"

Di bawah tekanan, sanggupkah Liverpool bertahan dalam jalur merebut mahkota premier league yang sudah 19 tahun menjauh darinya? Apakah skuad yang digadang-gadang sebagai amunisi terbaik hanya kembali seperti poolz tahun-tahun sebelumnya yang inkonsisten, kencang di awal tapi kendor di akhir? Kini tantangan berat mereka hadapi. Chelsea yang penampilannya konsisten menunggu untuk membalaskan dendam saat dikalahkan di Stamford Bridge. It's Now or Never! itu yang digaungkan para fansnya. Ini adalah fase krusial di mana game semakin berat dan kelelahan serta cidera mulai melanda pemain. para manager pun diminta berpikir keras memeras otak untuk mengatur strategi dan rotasi. Fase Knock-Out UCL pun sudah di depan mata dan ini sering membuat pools kehilangan banyak poin di kompetisi domestik. Pools dan skuadnya sekarang belum teruji menghadapi tekanan dibandingkan dengan United, Chelsea dan Arsenal. Namun, akhirnya sejak terakhir tahun 2006 lalu akhirnya poolz mampu menduduki puncak klase