Begitu banyak talenta wanita bersuara luar biasa di dunia ini. Sebut saja Barbra Streisand, Aretha Franklin, Dionne Warwick, Diana Ross, Celine Dion, Mariah Carey dan banyak lainnya, namun ada satu nama yang akan selalu membuat dunia mencintainya apapun yang terjadi.
1988, seorang anak terkesima mendengarkan sebuah lagu yang mampu membuatnya menangis di usianya yang ke-9. Anak itu mendengarkan sebuah lagu yang menjadi theme song olimpiade di seoul tahun itu. Dan sejak saat itu si anak kecil ini membayangkan dapat memainkan lagu ini pada sebuah piano.
Hingga tiba di suatu siang, mengendap-endap di ruang keluarga dan memastikan pintu tertutup tak ada orang, si anak kecil tersebut mengambil kardus furniture kosong berbentuk persegi panjang dan membayangkannya menjadi sebuah piano dan memainkan kardus tersebut seakan kardus itu piano sambil menyanyikan lagu theme song olimpiade tersebut. Dia tak sadar ada pamannya yang tak sengaja melewati ruang keluarga dan melihat keponakannya. Dan si anak kecil itu terkejut ketika si paman membuka pintu, melihat dan kemudian pergi. Si anak kecil hanya bisa merasa malu.
Namun sore hari di hari itu juga, ternyata si paman yang kasihan melihat keponakannya langsung mengajak si anak kecil ke kumbo, glodok dan membelikannya sebuah kejutan. Sebuah keyboard kecil. Dan begitu tiba di rumah, si anak kecil ini yang memang sudah lama tergila-gila dengan piano entah mengapa langsung bisa memainkannya. Dan lagu pertamanya adalah theme song olimpiade tersebut.
I broke my heart, fought every gain.
To taste the sweet, I face the pain.
I rise and fall
Yet through it all
This much remains
I want one moment in time
When I’m more than I thought I could be
When all of my dreams are a heartbeat away
And the answers are all up to me
Judul lagu itu adalah One moment in time dan nama penyanyinya adalah Whitney Houston dan sejak saat itu, Whitney Houston menjadi bagian tak terpisahkan dari si anak kecil itu. Anak kecil tersebut pun tumbuh mendengarkan lagu Whitney Houston. Anak kecil itu adalah saya, yang mengidolakan Whitney sejak mendengarkan lagu one moment in time tersebut.
Setiap karyanya luar biasa dan kita bisa merasakan dia bernyanyi dari lubuk hatinya yang terdalam, suaranya begitu indah melantunkan setiap nada membuat yang mendengakan merinding dan terlarut, tak bisa berpaling. Bahkan di saat kehancuran Whitney karena KDRT dan drugs, sang anak tetap mengidolakannya terlepas dari semua pemberitaan negatif tentang idolanya.
The great voice world has ever had, indeed. Hingga 12 Februari 2012, seketika hati sang anak kecil tersebut hancur mengetahui sang idolanya berpulang. Dia begitu terpukul dan tak bisa berkata apa-apa selain menangis. Hancur hatinya dan harapan suatu hari bisa melihat langsung idolanya menyanyi takkan pernah tercapai, dan yang lebih menghancurkan lagi adalah berita tentang rencana konser Whitney. Kini semua hanya tinggal impian.
Luar biasa memang pengaruh musik dalam hidup seseorang. Meskipun belum pernah bertemu, namun lewat suaranya yang indah seakan terasa dekat.
Terima kasih Whitney yang telah mengajariku menjalani hidup dengan berjuang tanpa kenal lelah.
Terima kasih Whitney karenamu aku mendapatkan kesempatan dibelikan keyboard dan akhirnya di tahun 1989, sebuah piano dibelikan untukku oleh pamanku dan lewat piano itu, lagu-lagumu kumainkan menemaniku hingga kini.
Terima kasih Whitney atas semua karyamu yang telah menemaniku di hampir 33 tahun kehidupanku ini.
Terima kasih Whitney atas semua cinta yang telah kau berikan di setiap lagu.
Terima kasih atas segalanya...
I decided long ago, never to walk in anyone’s shadows.
If I fail, if I succeed, at least I live as I believe.
No matter what they take from me,
They can’t take away my dignity!
Dan ya, apapun yang terjadi dikau tetap tegar menghadapi hidup. Lesson learned Whitney...thank you.
Selamat jalan Whitney, dirimu akan selalu hidup dalam hatiku dan hati setiap orang melalui lagu-lagumu dan akan selalu menemani hingga akhir waktu memanggil.
Seperti yang dikau katakan "a moment in the soul can last forever" dan ya, namamu akan selalu ada di hatiku yang terdalam...selamanya.
Seseorang di sini takkan melupakanmu dan apa yang telah kau lakukan untuk hidupnya. I'll be forever grateful
I will, WE will always love you...
Like the last song (they said) u sang the night before you leave
Yes Jesus loves me
Oh, yes Jesus loves me
Yes Jesus loves me for the Bible tells me so
May you find your peace up there...until one day we meet again and hopefully i can hear your angelic voice.
Jesus love you Whitney... Thank you Jesus for sending ur angel Whitney.
Terima kasih Obi,Omaay dan Saras yang telah menguatkanku...
1988, seorang anak terkesima mendengarkan sebuah lagu yang mampu membuatnya menangis di usianya yang ke-9. Anak itu mendengarkan sebuah lagu yang menjadi theme song olimpiade di seoul tahun itu. Dan sejak saat itu si anak kecil ini membayangkan dapat memainkan lagu ini pada sebuah piano.
Hingga tiba di suatu siang, mengendap-endap di ruang keluarga dan memastikan pintu tertutup tak ada orang, si anak kecil tersebut mengambil kardus furniture kosong berbentuk persegi panjang dan membayangkannya menjadi sebuah piano dan memainkan kardus tersebut seakan kardus itu piano sambil menyanyikan lagu theme song olimpiade tersebut. Dia tak sadar ada pamannya yang tak sengaja melewati ruang keluarga dan melihat keponakannya. Dan si anak kecil itu terkejut ketika si paman membuka pintu, melihat dan kemudian pergi. Si anak kecil hanya bisa merasa malu.
Namun sore hari di hari itu juga, ternyata si paman yang kasihan melihat keponakannya langsung mengajak si anak kecil ke kumbo, glodok dan membelikannya sebuah kejutan. Sebuah keyboard kecil. Dan begitu tiba di rumah, si anak kecil ini yang memang sudah lama tergila-gila dengan piano entah mengapa langsung bisa memainkannya. Dan lagu pertamanya adalah theme song olimpiade tersebut.
I broke my heart, fought every gain.
To taste the sweet, I face the pain.
I rise and fall
Yet through it all
This much remains
I want one moment in time
When I’m more than I thought I could be
When all of my dreams are a heartbeat away
And the answers are all up to me
Judul lagu itu adalah One moment in time dan nama penyanyinya adalah Whitney Houston dan sejak saat itu, Whitney Houston menjadi bagian tak terpisahkan dari si anak kecil itu. Anak kecil tersebut pun tumbuh mendengarkan lagu Whitney Houston. Anak kecil itu adalah saya, yang mengidolakan Whitney sejak mendengarkan lagu one moment in time tersebut.
Setiap karyanya luar biasa dan kita bisa merasakan dia bernyanyi dari lubuk hatinya yang terdalam, suaranya begitu indah melantunkan setiap nada membuat yang mendengakan merinding dan terlarut, tak bisa berpaling. Bahkan di saat kehancuran Whitney karena KDRT dan drugs, sang anak tetap mengidolakannya terlepas dari semua pemberitaan negatif tentang idolanya.
The great voice world has ever had, indeed. Hingga 12 Februari 2012, seketika hati sang anak kecil tersebut hancur mengetahui sang idolanya berpulang. Dia begitu terpukul dan tak bisa berkata apa-apa selain menangis. Hancur hatinya dan harapan suatu hari bisa melihat langsung idolanya menyanyi takkan pernah tercapai, dan yang lebih menghancurkan lagi adalah berita tentang rencana konser Whitney. Kini semua hanya tinggal impian.
Luar biasa memang pengaruh musik dalam hidup seseorang. Meskipun belum pernah bertemu, namun lewat suaranya yang indah seakan terasa dekat.
Terima kasih Whitney yang telah mengajariku menjalani hidup dengan berjuang tanpa kenal lelah.
Terima kasih Whitney karenamu aku mendapatkan kesempatan dibelikan keyboard dan akhirnya di tahun 1989, sebuah piano dibelikan untukku oleh pamanku dan lewat piano itu, lagu-lagumu kumainkan menemaniku hingga kini.
Terima kasih Whitney atas semua karyamu yang telah menemaniku di hampir 33 tahun kehidupanku ini.
Terima kasih Whitney atas semua cinta yang telah kau berikan di setiap lagu.
Terima kasih atas segalanya...
I decided long ago, never to walk in anyone’s shadows.
If I fail, if I succeed, at least I live as I believe.
No matter what they take from me,
They can’t take away my dignity!
Dan ya, apapun yang terjadi dikau tetap tegar menghadapi hidup. Lesson learned Whitney...thank you.
Selamat jalan Whitney, dirimu akan selalu hidup dalam hatiku dan hati setiap orang melalui lagu-lagumu dan akan selalu menemani hingga akhir waktu memanggil.
Seperti yang dikau katakan "a moment in the soul can last forever" dan ya, namamu akan selalu ada di hatiku yang terdalam...selamanya.
Seseorang di sini takkan melupakanmu dan apa yang telah kau lakukan untuk hidupnya. I'll be forever grateful
I will, WE will always love you...
Like the last song (they said) u sang the night before you leave
Yes Jesus loves me
Oh, yes Jesus loves me
Yes Jesus loves me for the Bible tells me so
May you find your peace up there...until one day we meet again and hopefully i can hear your angelic voice.
Jesus love you Whitney... Thank you Jesus for sending ur angel Whitney.
Terima kasih Obi,Omaay dan Saras yang telah menguatkanku...
Komentar